BACARITAMALUT.COM — Seorang wali murid SD Negeri 2 Waitina, Kecamatan Mangoli Timur, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara memprotes dugaan pungutan liar (pungli) senilai Rp25.000 saat pembagian rapor.
Aksi protes itu disampaikan melalui unggahan di grup Facebook DAD HIA TED SUA pada Sabtu (21/6) kemarin.
Unggahan yang diposting oleh akun atas nama Ewin Liambana tersebut menyuarakan ketidakpuasan atas kebijakan guru-guru di sekolah tersebut, khususnya terkait kewajiban membayar Rp25 ribu setiap kali pembagian laporan pendidikan siswa.
Baca Juga : Sulabesi Barat Terisolasi, Akademisi: Jangan Tunggu Banjir Baru Bertindak
“Kami orang tua wali murid resah dan tidak merasa puas dengan kebijakan oknum-oknum tersebut karena setiap pembagian laporan dibayar Rp25.000. Alasan mereka, biaya itu untuk administrasi. Berarti kesimpulannya, biaya administrasi sekolah ditanggulangi oleh kami sebagai orang tua wali murid,” tulis Ewin dalam unggahannya.
Foto: Screenshot unggahan di Facebook. (doc: Istimewa)
Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan Kepulauan Sula, Rizal Kailul, saat dikonfirmasi awak media, Senin (23/6/2025), menjelaskan bahwa pihaknya telah meminta klarifikasi langsung kepada Kepala SD Negeri 2 Waitina.
Baca Juga : Revitalisasi Anggaran Pusat, Proyek Sekolah di Sula Kena Imbas
“Saya sudah konfirmasi ke Kepala Sekolah. Beliau bilang, itu bukan inisiatif sekolah, tapi dari komite dan para wali murid. Jadi atas kesepakatan bersama dan itu sekadar ucapan terima kasih kepada wali kelas,” ungkap Rizal.
Rizal juga menyampaikan, kepala sekolah SD Negeri 2 Waitina masih berstatus Pelaksana Tugas (Plt), dan baru menjabat di sekolah tersebut. Menurutnya, wali murid yang memposting keluhan di Facebook bahkan tidak hadir saat pembagian rapor berlangsung.
“Kepala sekolah bilang, saat pembagian rapor, yang bersangkutan tidak hadir. Dia hanya menyuruh anak tirinya mengambilkan rapor adiknya. Jadi, bisa jadi dia tidak tahu situasi yang sebenarnya, tapi langsung posting di media sosial,” jelas Rizal.
Baca Juga : Tunjangan Tak Cair, Sejumlah Guru di Kepsul Datangi Dinas Pendidikan
Karena unggahan itu menjadi viral dan berdampak pada nama baik sekolah, Rizal mengaku sudah menyampaikan kepada kepala sekolah agar segera menghubungi wali murid yang bersangkutan dan menyelesaikan persoalan tersebut.
“Saya sudah sampaikan ke Kepsek untuk bicara baik-baik, karena persoalan ini bisa berimbas ke sekolah. Ibu Kadis juga sudah perintahkan saya untuk pastikan apakah benar ada pungutan itu atau tidak,” tegas Rizal.
Hingga berita ini dipublish, belum ada tanggapan resmi dari pihak Komite Sekolah SD Negeri 2 Waitina terkait dugaan kesepakatan pembayaran yang dimaksud. (Red)
