BACARITAMALUT.COM — Menjelang perayaan Tahun Baru 2025, para pedagang terompet dan kembang api di Sanana, Kabupaten Kepulauan Sula, menghadapi tantangan besar dengan penurunan omzet yang signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Salah seorang pedagang, Sitra, mengungkapkan kepada wartawan bahwa penurunan daya beli masyarakat menjadi penyebab utama ketidakstabilan penjualan tahun ini.
“Pergantian tahun ini menurun, mungkin warga banyak yang keluar mencari kerja hingga tahun baru juga seng (tidak) rame,” kata Sitra, Selasa (31/12/2024).
Baca Juga : Dua Anggota Polres Kepulauan Sula Diberhentikan
Ia menambahkan, kondisi ini bukan hanya terjadi di tahun 2024, tetapi juga dialami pada pergantian tahun 2023. Ketidakpastian hasil penjualan menjadi tantangan tersendiri bagi para pedagang.
“Tong (kita) seng bisa prediksi satu hari dapat berapa, karena mungkin kondisi di Sanana ini lagi keadaan susah. Paling banyak kong satu hari dapat Rp500 ribu, ada juga yang Rp300 ribu,” ungkapnya.
Ia membandingkan kondisi tersebut dengan dua tahun sebelumnya, di mana pendapatan dari penjualan kembang api dan petasan bisa mencapai Rp700 ribu hingga Rp800 ribu per hari. “Seng sama dengan dua tahun kemarin,” pungkasnya. (Red)