Oleh: Mohammad Ridha Bafagih
Aktivis Pemuda Muhammadiyah Sula, Pengamat Kebijakan Publik
KEPULAUAN SULA adalah daerah dengan potensi besar, namun kesejahteraan masyarakatnya masih jauh dari harapan. Tantangan serius terlihat terutama di bidang pendidikan dan kesehatan. Di tengah keterbatasan fasilitas dan lemahnya manajemen pelayanan publik, Muhammadiyah dengan pengalaman panjangnya di tingkat nasional dapat menjadi solusi nyata.

Sejak awal berdiri, Muhammadiyah meneguhkan perjuangannya melalui pendidikan: dari PAUD, TK, hingga universitas. Di bidang kesehatan, jaringan rumah sakit Muhammadiyah hadir dengan layanan yang ikhlas, profesional, dan penuh pengabdian. Kehadiran model pelayanan seperti ini sangat dibutuhkan Sula agar generasi mudanya bukan hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, negara wajib menjamin hak setiap warga negara memperoleh pendidikan bermutu. Hal serupa ditegaskan dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat (1): “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.” Sayangnya, implementasi di lapangan masih jauh dari ideal. Di titik inilah amal usaha pendidikan Muhammadiyah bisa menjadi mitra strategis pemerintah daerah dalam menjalankan amanah konstitusi.
Begitu juga sektor kesehatan. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan adanya layanan yang adil, merata, dan bermutu. Kehadiran rumah sakit Muhammadiyah di Sula akan menjawab keresahan masyarakat terhadap lemahnya pelayanan kesehatan yang sering kali terabaikan.
Al-Qur’an sendiri menegaskan pentingnya ilmu pengetahuan:
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadalah: 11).
Rasulullah SAW juga bersabda:
“Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).
Nilai-nilai inilah yang dihidupkan Muhammadiyah dalam kiprahnya. Pendidikan dan kesehatan tidak sekadar menjadi layanan, melainkan ibadah sekaligus jihad sosial.
Sebagai aktivis Pemuda Muhammadiyah Sula sekaligus pemerhati kebijakan publik, saya memandang pemerintah daerah harus membuka ruang kolaborasi dengan Muhammadiyah. Jangan biarkan Kepulauan Sula terus tertinggal hanya karena absen sentuhan lembaga yang terbukti membawa kemajuan di berbagai daerah lain.
Sudah saatnya sekolah, perguruan tinggi, dan rumah sakit Muhammadiyah hadir di tanah Sula. Kehadiran ini akan melahirkan generasi yang cerdas, berakhlak, sehat, dan siap membangun peradaban. Sebab sejatinya, Muhammadiyah tidak hanya hadir untuk umat Islam, tetapi untuk seluruh umat manusia, sesuai semangat rahmatan lil ‘alamin.
*Penulis adalah Aktivis Pemuda Muhammadiyah sekaligus Pengamat Kebijakan Publik.