SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Example 420x400
Example 420x400
Opini

PDAM Mandek, Rakyat Tersandera: Di Mana Nyali untuk Berbenah?

636
×

PDAM Mandek, Rakyat Tersandera: Di Mana Nyali untuk Berbenah?

Sebarkan artikel ini
PDAM Mandek, Rakyat Tersandera: Di Mana Nyali untuk Berbenah? Oleh : Mohtar Umasugi
Foto: Mohtar Umasugi

Oleh: Mohtar Umasugi
(Akademisi STAI Babussalam Sula)

Sebulan lalu, Lewat berbagai media online memberitakan bahwa terjadi pergantian Direktur PDAM. Banyak warga sempat berharap, pergantian itu akan membawa angin segar dalam pelayanan air bersih di daerah kita. Tapi kenyataannya, sampai hari ini, keluhan masyarakat tetap sama: air PAM sering mati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Example 320x200

Sebagai warga, saya ikut merasakan dampaknya. Kadang pagi-pagi atau sore hari air tak mengalir, padahal itu waktu paling krusial untuk menyiapkan kebutuhan rumah tangga. Bahkan, ada warga yang terpaksa bangun tengah malam hanya untuk menampung air, karena tak ada kepastian kapan air akan hidup. Ironis, pergantian pimpinan sudah terjadi, tapi perbaikan layanan belum juga terasa.

“Sudah empat hari saya harus beli air gelong karena air tidak jalan. Sudah ganti direktur pun sama saja,” keluh pemilik JS coffe.

Sementara itu, seorang warga yang ngopi di warkop JS menambahkan, “Kami sudah capek protes, tapi selalu dibilang ada perbaikan jaringan. Lah, masa bertahun-tahun jaringannya belum juga selesai diperbaiki?”

Pertanyaannya: di mana letak masalah sebenarnya? Apakah hanya soal siapa yang menjabat sebagai direktur, atau ada persoalan yang lebih dalam di tubuh PDAM itu sendiri?

Saya mencoba melihat ini lebih luas. Bisa jadi masalahnya struktural – dari sistem distribusi yang sudah tua, sumber air yang terbatas, hingga manajemen internal yang belum profesional. Tapi jika itu masalahnya, mengapa tak pernah dijelaskan secara terbuka ke publik?

PDAM adalah badan yang mengelola hak dasar masyarakat: air bersih. Ketika pelayanannya buruk dan tak ada perbaikan berarti meski direksi sudah berganti, maka publik punya hak untuk bertanya dan menuntut kejelasan. Apakah pemimpin baru hanya simbolik, tanpa perubahan sistemik?

Masyarakat butuh kehadiran pemimpin yang tidak hanya duduk di belakang meja, tapi turun melihat langsung krisis air ini di lapangan. Perlu ada evaluasi menyeluruh: dari teknis, keuangan, hingga sumber daya manusia. Jika perlu, libatkan lembaga independen untuk audit kinerja PDAM.

Pergantian direktur seharusnya bukan sekadar ganti nama, tapi harus diikuti dengan semangat baru dan komitmen perbaikan. Kalau tidak, maka masalah air PAM ini akan terus jadi lingkaran setan yang menyusahkan masyarakat setiap hari.

Saya menulis ini bukan karena ingin menyudutkan siapa pun, tapi karena saya percaya, suara masyarakat harus didengar. Kita tidak butuh janji-janji, tapi solusi nyata. Dan itu harus dimulai dari kemauan untuk jujur melihat masalah dan berani melakukan perubahan.

*Penulis adalah Akademisi STAI Babussalam Sula, Maluku Utara

Example 400x100
Example 400x100

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *