Menu

Mode Gelap
Kasus Laka Laut Sula Masuk Tahap Akhir, Berkas Dua Nakhoda Sudah di Kejaksaan Polres Kepulauan Sula Bagikan Bansos kepada Ojek Pangkalan Kapolsek Sulabesi Barat Ubah Cara Polisi Dekati Warga Ramah Tamah BPK di Ternate, Bupati Sula Serukan Sinergi Pengelolaan Keuangan Daerah Bupati Sula Panen Tomat Bersama Kelompok Tani Wai Balanda Buka Akses Digital, Bupati Sula Serahkan Bantuan Starlink

Opini

Pentingnya Perempuan Berpendidikan

badge-check


Foto: Muhajrin Umasangadji, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Maluku Utara Perbesar

Foto: Muhajrin Umasangadji, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Oleh: Muhajrin Umasangadji, Mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

DALAM pandangan masyarakat Indonesia, kata perempuan mengalami degradasi semantis atau peyorasi, yaitu penurunan nilai makna sehingga dianggap lebih rendah dibandingkan arti terdahulu. Sebaliknya, kata wanita mengalami ameliorasi, yaitu perubahan makna yang semakin positif atau lebih tinggi dari arti sebelumnya. Namun, terlepas dari perbedaan makna tersebut, perempuan memiliki peran penting dalam kehidupan, terutama sebagai ibu yang menjadi pendidik utama generasi penerus. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh penyair Hafiz Ibrahim yang dikutip oleh Atiyah al-Abrasyi: “Ibu adalah sekolah. Bila kau persiapkan ia dengan baik, maka kau telah mempersiapkan generasi yang kuat.”

Sejarah menunjukkan bahwa perempuan memiliki perjuangan panjang dalam memperjuangkan hak-haknya, termasuk dalam bidang pendidikan. Banyak organisasi perempuan yang mendesak agar akses pendidikan diberikan secara merata, tidak hanya bagi kaum kelas atas tetapi juga bagi kelas menengah, kelas bawah, dan masyarakat pedesaan. Salah satu organisasi yang memperjuangkan hal ini adalah Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia). Seiring perubahan zaman, keterlibatan perempuan dalam berbagai bidang semakin meningkat. Dalam parlemen, misalnya, pemerintahan Presiden Joko Widodo telah memberikan lebih banyak kesempatan bagi perempuan. Namun, masih banyak perempuan Indonesia yang belum sepenuhnya menyadari potensi dan peran mereka, khususnya di Maluku Utara. Dahulu, Maluku Utara dikenal dengan aktivis-aktivis perempuan yang kritis dan berani, namun kini semakin sulit ditemukan sosok-sosok seperti itu, meskipun masih ada beberapa perempuan yang aktif sebagai jurnalis, advokat, dan aktivis sosial.

Baca Juga : Pendidikan di Daerah Tertinggal: Menembus Batas Ketimpangan

Perempuan juga diberikan kesempatan yang sama dalam bidang pendidikan. Jika laki-laki mendapatkan pendidikan yang layak, perempuan pun berhak mendapatkan hal yang sama. Sayangnya, masih ada anggapan bahwa perempuan yang menempuh pendidikan tinggi pada akhirnya hanya akan kembali ke ruang domestik sebagai ibu rumah tangga. Paradigma ini keliru. Perempuan tidak hanya berperan dalam mengurus rumah tangga tetapi juga memiliki potensi besar dalam menghadapi masalah sosial dengan pemikiran kritis agar dapat melawan berbagai bentuk penindasan.

Pendidikan bagi perempuan sangat penting agar mereka mampu memperjuangkan hak-haknya serta melawan segala bentuk diskriminasi dan ketidakadilan. Pendidikan di Indonesia sendiri tidak bisa dilepaskan dari pengaruh model pendidikan Barat. Bahkan, para pemikir perempuan, termasuk feminis dan Sukarno, turut menguraikan pemikiran mereka dengan dasar pendidikan Barat. Di sisi lain, masih ada pandangan yang meyakini bahwa budaya merupakan kodrat alam yang tidak bisa diubah. Pandangan seperti ini sering kali mengaburkan realitas dan mendorong ketidaksadaran, bahkan dalam kondisi yang stabil. Hal ini juga berdampak pada pendidikan bagi perempuan di Indonesia.

Menurut Istibsyarah, memperoleh ilmu pengetahuan merupakan elemen esensial bagi perempuan untuk meningkatkan martabatnya. Dengan pendidikan, perempuan dapat menyempurnakan dirinya sendiri sekaligus mengembangkan potensinya sebagai manusia. Perempuan yang terdidik akan lebih mudah mendidik generasi selanjutnya, begitu pula sebaliknya. Perempuan adalah pilar utama dalam menciptakan generasi unggul. Dari rahim perempuan lahir pemikiran hebat, dan di bawah didikan perempuan pula muncul filsuf-filsuf besar.

Namun, kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi perempuan masih kurang diperjuangkan, sehingga perempuan sering kali dianggap remeh, termasuk dalam konteks kesetaraan pendidikan. Oleh karena itu, penting bagi perempuan untuk terus mengembangkan diri, mengenyam pendidikan yang layak, dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

*Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Hukum Semester IV (empat), Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Korban Digitalisasi, Akankah Koran di Ternate Tinggal Sejarah?

13 Oktober 2025 - 17:17 WIT

Korban Digitalisasi, Akankah Koran di Ternate Tinggal Sejarah?

Krisis Ekonomi dan Doktrin Sosial

10 Oktober 2025 - 19:18 WIT

Krisis Ekonomi dan Doktrin Sosial

Caffe dan Jejak Intelektual

10 Oktober 2025 - 15:27 WIT

caffe dan jejak intelektual

Musafir

8 Oktober 2025 - 20:37 WIT

Musafir

Menghina Butuh Literasi

20 September 2025 - 16:34 WIT

Menghina butuh literasi.
Trending di Opini